Part VI
Hari ini sudah hampir empat tahun bekerja di perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, suka duka sudah banyak sekali dilalui. Dulu yang bel apa apa sudah mengeluh, sekarang sudah menjadi hal yang biasa saja.
Saya seorang pekerja yang berada di departemen engineering dan kebetulan menjadi leader project, banyak belajar hal mulai dari bidang pekerjaan itu sendiri, mengendalikan emosi dan sifat dari rekan kerja.
Engineering menjadi departemen yang paling sulit menurut saya pribadi, kami dikejar deadline dan bagaimana caranya produk yang dihasilkan harus banar benar memenuhi kelayakan sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Sebenarnya saya ini jabatannya hanya sebagai staff engineering, namun pada bagan struktur organisasi menjabat sebagai leader project. Saya menghadapi beberapa cobaan dalam pekerjaan, contohnya serangan-serangan dari departement lain. Bukannya sombong, tapi saya ini menjadi satu-satunya sorang staff yang ikut dalam meeting harian manager perusahaan mewakili setiap departemennya, karena departement engineering ini direct langsung ke Expat jepang, maka mau tak mau sayalah yang maju saat meeting manager.
Saya pikir, apakah dimanfaatkan atau bagaimana, mengingat tanggung jawabnya sudah sebesar manager departement, namun tetap ambil saja positifnya, toh jika saya bisa, itu akan berdampak pada pengembangan diri.
![]() |
Photo by Andrew Seaman on Unsplash |
MENGHADAPI DEPARTEMENT LAIN
PAda awalnya kami memang satu team dengan QC, namun pada periode Genemral Manager baru dari jepang, antara Engineering dan QC dipisahkan. Artinya departement engineering berdiri sendiri, yapp disini tanggung jawab menjadi lebih besar, dulu yang atasannya masih QC, sekarang sudah tidak lagi.Kini manager QC semakin bebas karena dimana pun pasti itu musuhnya engineering.
Tapi selama ini saya menilai manager QC ini tidak toxic, sebenarnya dia juga masih peduli dengan engineering dari segi kinerjanya, maksudnya dia masih support engineering, mau seperti apa arah dan perbaikannya, jadi saya anggap dari Manager QC masih bisa diajak kerjasama.
Beda halnya dengan manager produksi yang cari aman hingga saat ini, bagaimana pun caranya dia ingin departemennya tidak kena semport para top manajemen, jika ada kesalahan pasti dia tidak mau menerima atau bahkan mengaku, itu dikembalikan pada departemen lain, seperti kualitas disalahkan ke QC, kerusakan komponen ke bagian MTC, barang tidak ada itu sangat empuk sekali PPC menjadi serangannya.
Nah, apalagi engineering dengan project baru tentunya dia tidak akan menerima begitu saja, bahkan bekerjasama dengan engineeringpun tidak mau, dia tidak mau ikut campur sebelum semua beres. Yap, kini saya tahu tipikal orang ini itu seperti apa, hanya ingin hasil akhir saja, tanpa peduli dengan prosesnya.
manager produksi ini sebenarnya suka sekali mengeluarkan pendapat, dan saran., namun sangat sering sekali hanya sebatas omongan saja tanpa action apapun. Kalau berbicara saja siapapun bisa, tapi tak mudah untuk melakukannya, ini dia kekurangan dari orang hanya berbicara saja tanpa action, seperti tong kosong nyaring bunyinya.
Memang boleh berdebat dengan departemen lain dengan alasan yang pantas, masalah pekerjaan dan pada akhirnya harus mendapat solusi yang tepat, bukan malah menyalahkan orang lain sebagai pembelaan dirinya bahwa dia tidak salah.
0 Komentar