Gue Tipikal Orang yang Emosian Ketika Bekerja

Part IV

 Hari ini cukuo melelahka sekali bekerja, ada satu hal yang membuat diri ini kesal, jadi hari ini saya tahu sedang ada supplier yang mengantarkan sebuah robot untuk dipasang di perusahaan tempat saya bekerja. Dari sehari sebelumnya sudah tahu bahwa supplier akan datang ahri ini pada jam sepuluh pagi, sesampainya di perusahaan, robot di pindahkan menggunakan Forklift, ya menggunakan forklift yang biasa kami pakai untuk menaikan barang ke truk.

PIC supplier menelpon bahwa mereka membutuhkan forklift, dan darinya sudah ada orang yang bisa mengendarai forklift, jadi hanya meminjam saja. Saya sudah menghubungi manager PPIC yang memang si empunya forklift, okelah forklift sudah bisa digunakan, pada waktu itu sekitar pukul setengah dua belas siang.

Photo by Alex Sheldon on Unsplash

Saya yang sedang sibuk menyeting mesin, dan hilir mudik kesana kemari, dan memang ditinggalkan saja supplier yang membawa robot itu, sudah beberapa kali, dan mereka pasti tahu harus bagaimana. Lagi pula ada GM yang ikut melihat dan mengontrolnya, Ahh sudahlah saya fokus ke pekerjaan yang sedang dilakukan.

Pada saat istirahat berlangsung, salah satu dari supplier menelpon bahwa forklift yang dugunakan tidak bisa mengangkat robot, dengan alasan terlalu pendek, walaupun sudah menggunakan fork tambahan kala itu, mereka meminta forklift yang lebih besar, saya bilang ada, namun di jam satu baru bisa, karena saya pun harus izin kembali, dan tidak mungkin orang lain sedang istirahat diganggu masalah pekerjaan, dan ini pun rasanya tidak urgent.

Ketika jam istirahat selesai, saya melihat robot sudah bisa dipasang, dan ternyata mereka menemukan fork tambahan, namun GM malah memarahi saya karena mengapa dosaat supplier bekerja, tidak ada perwakilan engineering yang ikut mengontrol proses pemindahan, GM memarahi dengan nada emosi. 

Saya yang tidak terima juga ikut marah kepada beliau, "This break time, no work in break time" memang GM ini seorang japaneese yang tidak bisa berbahasa indonesia, namun bisa berbahasa inggris. Beliau menjawab " Why engineering not join this moving process? you should be responsible" dengan nada marah, " No, no, no break time yaa," jawab sambil berjalan meninggalkannya, karena kesal.

Saya kesal karena memang tidak ada intruksi dari beliau, dan saya pun sedang sibuk dengan pekerjaan yang ada, terlebih juga sedang bersama customer. Setahun belakang ini saya memang sering sekali emosi jika ada seseorang yang menyalahkan, dan belum tentu itu kesalahan yang saya lakukan.

Ini bukan kali pertama tersulut emosi, sudah beberapa kali, pertama dengan manager QC, manager HRD hingga bahkan President directur. Dan itu jelas saya berkata dengan nada emosi, dan orang lain pun tahu, saya tidak takut dipecat selama itu tidak salah. Lagi pula perusahaan ini memang belum menjalankan sistem yang baik, ditambah lagi semuanya masih egois dengan departementnya sendiri.

Saya sudah bekerja keras, dan bekerja secara jujur, jadi tidak perlu takut akan apa-apa, apalagi di pecat, toh jika iya dipecat, saya optimis dengan bekal yang ada bisa mencari pekerjaan yang lebih baik.

Baca Juga : Bekerja dengan orang yang tidak jujur adalah suatu tantatangan


Posting Komentar

0 Komentar